Saturday, September 7, 2024

GRINDER TEMBAKAU DAN FUNGSINYA DALAM DUNIA TINGWE

Grinder tembakau atau Penggiling tembakau dapat dibuat dari aluminium yang ringan dan tahan lama. Ada juga penggiling tembakau stainless steel berkualitas.Penggiling tembakau adalah alat yang digunakan untuk menggiling tembakau agar lebih halus dan mudah digunakan pada kertas linting atau bong. Alat ini terbuat dari bahan alumunium yang ringan dan tahan lama.

Ya, grinder merupakan alat yang digunakan untuk menggiling tembakau. Tembakau bubuk dapat digunakan untuk membuat rokok sendiri. Pabrik tembakau mempunyai beberapa keunggulan yaitu :Ini membuat tembakau lebih halus dan lebih mudah digunakan dalam kertas linting atau bong tembakau/hookah tembakaunya lebih terasa Proses penyaringannya lebih baik dan cepatMudah dibawa bepergian berkat ukurannya yang ringkas dan muat di saku celanaAwet dan tahan lama karena terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama



Friday, August 30, 2024

Papir untuk Penganut Tingwe Pemula

Kenaikan cukai rokok menjadikan Tingwe sebagai pilihan untuk merokok. Hal ini menjadikan aktivitas tingwe menjadi tren tersendiri. Di Tingwe, bukan hanya kualitas tembakau yang menjadi perhatian utama. Unsur kertas juga mempengaruhi kepuasan tingwe. Sebenarnya, tidak semua pecinta tingwe itu sama. Ada pecinta tingwe yang tidak mau repot dengan kertas. Penikmat ini punya prinsip “Bodoamat di atas kertas, yang penting murah dan boleh merokok”. Tapi kebanyakan orang menyukainyaTingwe berpendapat, rasa tembakau akan kurang nikmat jika kualitas kertasnya kurang bagus. Karena setiap huruf mempunyai kenikmatan yang berbeda-beda. Hal ini mungkin disebabkan oleh rasa kertas atau perbedaan ukuran kertas.Dengan berkembangnya tren tingwe, merek kertas semakin banyak beredar di pasaran. Menurut penjualnya, ada beberapa merk kertas yang sering dibeli oleh para pecinta tingwe karena kualitasnya yang bagus dan harga yang terjangkau. 


Mascotte

Papir ini berasal dari Belanda. Jika dilihat dari fisiknya, papir ini cukup tipis dan terlihat lebih putih dari merek papir lainnya. Selain itu juga papir ini memiliki ukuran yang cukup panjang. Kertas linting ini mempunyaPapir ini mempunyai ukuran yang mirip dengan rokok putih pabrikan dan cocok untuk rosan (rokok santai). Jadi untuk penikmat tingwe yang kalau merokok kaya sepur tidak cocok untuk menggunakan papir ini. Harga yang dipatok untuk papir ini cukup tinggi dibandingkan dengan papir lainnya, sekitar Rp7.000 per pack yang berisi 50 lembar kertas linting.i hal unik karena sudah terdapat perekat di dalam kertas lintingnya. Jadi sudah tidak perlu menambahkan air liur untuk merekatkan kertasnya.


Buffalo Bill

Papir ini adalah produk dalam negeri sendiri. Selain merek ini, banyak merek papir yang di produksi di dalam negeri. Tetapi, papir ini yang paling laris karena biasanya dijadikan satu paket dengan tembakau dan alat linting.


Rasa dari papir ini manis, warnanya putih, dan cukup halus. Selain itu papir ini ukurannya juga pas untuk merokok serius karena bisa memuat tembakau yang cukup banyak. Di bagian kertasnya juga ada strip kuning mirip seperti rokok kretek pabrikan. Harganya sangat murah dibandingkan dengan harga papir lainnya, mulai dari Rp1.000 per packnya. Cocok untuk penghematan daripada harus patungan untuk membeli rokok pabrikan.

Raw

Papir ini diproduksi di Spanyol. Papir ini memiliki dua varian ukuran yang berbeda, ukuran normal dan ukuran panjang. Papir ini terlihat seperti kertas minyak karena warnanya yang kecoklatan dan memiliki tekstur yang halus. Selain itu ada hal yang unik yang dimiliki papir ini yaitu terdapat varian rasa dan aroma buah-buahan. Jadi, papir ini cocok untuk para penikmat tingwe yang senang dengan sensasi aroma buah-buahan atau untuk pengguna rokok elektrik yang ingin “hijrah” ke tingwe bisa menggunakan papir ini. Harga papir ini termasuk yang paling tinggi, sekitar Rp8.000 sampai Rp10.000 per packnya. Ada harga ada kualitas dong.

Papir yang berkualitas baik adalah papir yang tidak menghilangkan cita rasa dari tembakau yang ada di dalam kertas linting tersebut. Ukuran papir juga bisa berpengaruh agar tembakau bisa dilinting dengan mudah. Jika kesulitan untuk melinting dengan tangan karena ukuran papir yang tidak pas, bisa menggunakan alat linting yang tersedia di toko tembakau atau bisa dicari di marketplace. Bisa ditambah dengan busa filter bagi perokok yang belum terbiasa dan juga agar mirip dengan rokok buatan pabrik.

Sudah banyak marketplace yang menjual merek papir yang disebutkan tadi. Selain merek diatas, banyak juga merek papir lokal yang beredar di pasaran. Mayoritas papir lokal itu jenisnya adalah papir manis dan lembarannya tidak setipis papir buatan luar negeri. Tapi ada juga beberapa papir yang tipisnya mendekati dengan merek papir diatas. Contohnya, papir Cap Narayana dan papir Cap Ramayana.
Itu dia beberapa merek papir yang paling laris di pasaran. Semoga bisa menjadi rujukan bagi para petingwe pemula. Mungkin nantinya kamu akan menemukan papir yang cocok untuk diri sendiri. Jangan lupa untuk merokok dengan bijak dan tidak berlebihan, karena nantinya bisa menguras dompetmu.

Wednesday, August 28, 2024

”Tingwe” Tembakau: Pengiritan, Gaya Hidup, atau Perlawanan??


Bulan September 2019, tiba-tiba tembakau dan peralatan melinting rokok menghilang dari sejumlah gerai pemasaran online (marketplace) yang menjadi rujukan utama jual beli daring. Perangkat gadget tidak bisa lagi mengakses barang-barang itu lewat aplikasi.

Kalaupun dicari menggunakan kata ”tembakau”, yang keluar hanya kata-kata: ”Pencarian Terbatas. Produk yang kamu cari tidak tersedia di Android. Silahkan cari di desktop atau mobile web HP-mu.”

”Mulai 19 September 2019, produk tembakau, rokok elektrik, dan turunannya tidak lagi bisa dimunculkan pada seluruh aplikasi Android, termasuk Tokopedia versi Android,” tulis Tokopedia di aplikasinya. Pembeli hanya bisa melakukan pencarian produk tersebut melalui mobile site, IOs, dan desktop. Langkah ini juga dilakukan oleh Shopee, Bukalapak, dan marketplace lainnya.

Tindakan tersebut bisa saja merupakan kebijakan terbaru dari Google Play Store yang melarang aplikasi memfasilitasi penjualan produk tembakau dan turunannya lewat platform Android. Namun, mengapa dilakukan saat itu ketika kegairahan perokok untuk melinting sendiri mulai beranjak marak?

Di tengah pemakluman oleh sejumlah pedagang daring bahwa ini ada kaitannya dengan pajak, ada juga yang berpikir peristiwa ini terkait dengan kepentingan perusahaan rokok besar yang mulai gerah melihat gejala melinting sendiri yang mulai ”ngetren”.

Melinting rokok sendiri atau tingwe (linting dewe-Jawa) memang menjadi gejala yang kian marak dalam beberapa tahun belakangan ini, terlebih semasa resesi akibat pandemi. Gejala ini terlihat bukan saja pada kelompok perokok usia menengah, melainkan juga pada kalangan anak-anak muda.

Gerai-gerai tembako pun mulai banyak bermunculan di perkotaan. Tak jarang, mereka menjadi satu dengan warung kopi.

Apakah tingwe merupakan bentuk penyiasatan terhadap krisis, ataukah perlawanan terhadap rokok pabrik yang harganya kian melangit? Yang jelas, tingwe memang dapat mengirit hingga 80 pengeluaran pengeluaran untuk rokok.



Kenaikan harga rokok akibat melonjaknya cukai tembakau dan hasil turunannya memang cukup mengejutkan dan menjadi wacana yang cukup hangat di kalangan perokok. Kenaikan terakhir  (2018) tercatat hanya 10 persen, tetapi tiba-tiba menjadi 23 persen pada 2020 dan ini menjadi kenaikan tertinggi atas cukai terhadap komoditas tersebut sepanjang satu dekade.


Harga jual rokok pun ditetapkan naik sebesar 35 persen.  Kenaikan ini bertujuan mengendalikan dampak negatif dari konsumsi rokok, baik kesehatan maupun ekonomi masyarakat. Namun, bagi konsumen, hal itu mulai terasa mencekik.

Dari sisi pengiritan, memang logis kalau kemudian mulai banyak perokok yang beralih ke model tingwe karena pengeluarannya menjadi jauh lebih kecil untuk konsumsi rokok. Terlebih, di masa krisis akibat pandemi yang berkepanjangan seperti ini, tingwe menjadi penyiasatan yang rasional.


”Biasanya, saya sehari habis dua pak rokok yang harganya 17 ribu rupiah per bungkus. Artinya, tiap hari, pengeluaran saya setidaknya 34 ribu rupiah dan sebulan sekitar 1 juta rupiah. Namun, setelah saya melinting sendiri, paling sebulan habis setengah kilo tembakau, kira-kira habis sekitar 100 ribuan. Coba bayangkan, tiap bulan saya bisa ngirit 900 ribu!” kata Kelik (40), seorang pegawai swasta.



Sejak pandemi, perilaku tingwe cenderung berkembang karena didukung oleh tata kehidupan baru, new normal, yang menyebabkan banyak pekerjaan-pekerjaan dapat dilakukan di rumah (work from home/WFH). Waktu yang biasanya tersita untuk perjalanan berangkat dan pulang kantor dapat dipakai untuk mengerjakan hal-hal di luar urusan kantor, termasuk hobi dan leizure (kegiatan pengisi waktu luang). Tadinya, sigaret pabrik menjadi solusi praktis untuk perokok yang sibuk dengan pekerjaan di luar rumah, sekarang kebutuhan itu dapat dilakukan dengan tingwe sembari kerja di rumah.

Awalnya pengiritan dan coba-coba, tetapi lama-lama menjadi sebuah tren gaya baru. Jika dikaitkan dengan ideologi, bisa juga tingwe merupakan gerakan pembebasan atas hegemoni pabrik yang selama ini mencekoki mereka dengan rasa yang sudah serba paten, semuanya ditentukan. Terlebih, seorang perokok pada umumnya cenderung fanatik pada perusahaan dan merek tertentu.


Tingwe membebaskannya dari belenggu rasa yang dideterminasi pabrikan. ”Indonesia memiliki kekayaan ribuan jenis tembakau, tetapi mengapa pengalaman rasa seseorang harus didikte oleh pabrik rokok?” cetus Harno (35), seorang penggemar rokok linting.

Celetukan Harno memang memiliki dasar yang sangat kuat. Indonesia memiliki kekayaan jenis tembakau yang luar biasa. Daerah penghasil tembakau tersebar mulai dari Gayo (Aceh) hingga Wamena (Papua). Selain varietas-varietas unggulan yang memiliki nilai ekspor seperti virginia dan tembakau cerutu, tembakau-tembakau lokal juga memiliki variasi rasa yang berbeda-beda, tergantung lokasinya.

Variasi tembakau

Hasil kajian oleh Matnawi (Budi Daya Tembakau Bawah Naungan, 1997) dan Amelia AL (2011) menggambarkan variasi tembakau dapat dilihat dari klasifikasi yang dapat dilakukan untuk memetakan jenis tembakau. Variasi itu bisa dilihat berdasarkan iklim penanaman, bentuk fisik, metode pengeringannya, dan tempat penghasilnya.

Berdasarkan iklim,  jenis tembakau Indonesia dapat dibagi dua. Pertama, tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO) yang ditanam pada saat musim hujan dan dipanen pada awal kemarau. Jenis ini dipakai untuk membuat rokok putih dan rokok keretek, misalnya tembakau virginia, white burley, Lumajang, dan tembakau rakyat pada umumnya.

Kedua, tembakau musim penghujan/Na-Oogst (NO) yang ditanam pada akhir musim hujan dan dipanen pada akhir kemarau. Ini adalah jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu ataupun cigarillo, misalnya tembakau Deli, Vorstenlanden, dan Besuki NO.

Berdasarkan bentuk fisiknya, tembakau di Indonesia dipasarkan dalam dua wujud, yaitu rajangan dan krosok. Tembakau rajangan (slicing type) adalah tembakau yang dirajang terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Biasanya juga dilakukan proses pengeringan dengan bantuan sinar matahari sebelum dijual. Tembakau rajangan juga dapat dibedakan antara broad cut (rajangan kasar dan sedang) dan fine cut (rajangan halus).

Tembakau krosok (leaf type) adalah daun tembakau yang dipasarkan dalam bentuk lembaran utuh, setelah melalui proses pengeringan. Harga tembakau krosok cenderung lebih mahal daripada  tembakau rajangan. Sebab melalui tahapan yang panjang sebelum siap dipasarkan, mulai pengeringan hingga sortasi.


Berdasarkan metode pengeringannya, tembakau dibedakan menjadi empat jenis, yaitu air cured, flue cured, sun cured, dan fire cured.

Air cured merupakan proses pengeringan daun tembakau menggunakan aliran udara bebas (angin). Metode pengeringan ini memerlukan bangunan khusus (curing shed). Pengeringan dengan meode ini akan menghasilkan tembakau dengan kadar gula rendah, tetapi tinggi nikotin.

Flue cured adalah proses pengeringan daun tembakau dengan mengalirkan udara panas melalui pipa (flue) untuk mengurangi kelembaban secara perlahan selama 24-60 jam untuk menghilangkan kadar air secara cepat. Tembakau yang tergolong jenis ini adalah tembakau Virginia FC.

Sun cured adalah proses pengeringan dengan menggunakan sinar matahari secara langsung (penjemuran). Proses penjemuran untuk tembakau rajangan berlangsung selama 2-3 hari, sedangkan tembakau krosok selama 7-10 hari. Penjemuran cenderung akan mengurangi kadar gula dan nikotin.

Fire cured adalah proses pengeringan daun tembakau dengan cara mengalirkan asap dan panas dari bawah susunan daun tembakau. Asap diperoleh dari pembakaran kayu (umumnya akasia) yang dicampur dengan ampas dan bonggol tebu untuk menghasilkan aroma yang harum dan manis. Pengeringan dengan meode ini akan menghasilkan tembakau dengan kadar gula rendah, tetapi tinggi nikotin.

Di Indonesia, tembakau yang baik (komersial) hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi penanaman dan pengolahan pascapanen. Akibatnya, hanya tembakau dari beberapa tempat yang terkenal dan memiliki pasar yang luas.

Berdasarkan tempat penghasilnya, dikenal Tembakau Deli, Tembakau Temanggung, Tembakau Vorstenlanden atau Tembakau Jawa (Yogya-Klaten-Solo), Tembakau Besuki, Tembakau Madura, Tembakau Lombok Timur, Tembakau Bugis, dan lain-lain.

Dengan variasi tembakau yang dihasilkan Indonesia, seorang pelinting mandiri atau tingwe dapat memiliki pengalaman rasa yang begitu banyak. Eksplorasi rasa akan semakin bertambah jika dikaitkan dengan bahan rempah yang melimpah ruah dari Sabang sampai Merauke. Selama ini hanya cengkih yang dipakai sebagai campuran untuk membuat sigaret keretek, padahal bahan-bahan rempah lain memiliki keunikan aroma yang menantang bagi penjelajah rasa.

Penyumbang cukai terbesar

Indonesia merupakan produsen tembakau terbesar keenam di dunia. Di ASEAN, jumlah perokok di Indonesia berada di urutan teratas (65 juta orang). Sebanyak  33,8 persen penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas merokok. Dengan sumber bahan rokok yang melimpah dan pasar yang demikian luas, tidak heran jika perusahaan-perusahaan rokok menjadi raksasa-raksasa ekonomi, penyumbang terbesar penerimaan cukai negara.

Pendapatan cukai hasil tembakau (CHT) Indonesia tahun 2020, misalnya, mencapai 171,9 triliun rupiah. Jumlah ini mencakup 96,7 persen dari total penerimaan negara dari semua jenis cukai. Cukai untuk minuman mengandung ethil alkohol, misalnya, hanya mendatangkan penerimaan sebesar 3 persen.

Dengan produksi rokok Indonesia yang telah mencapai 298 miliar batang (tahun 2020), tidak heran jika nilai ekonomis rokok pabrik memang mencengangkan. Jika sebatang rokok dihargai Rp 1.500, total nilai ekonomi rokok mencapai 447 triliun rupiah. Nilai sesungguhnya bisa saja jauh lebih besar mengingat patokan cukai rata-rata komoditas ini yang 23 persen per batang telah menghasilkan 171,9 triliun rupiah.

Tuesday, August 27, 2024

Juicy Jays Rolling paper

 Juicy Jays adalah salah satu merek produk rokok beraroma terlaris di dunia. Mereka telah memberikan pengalaman dan penyedap rasa selama bertahun-tahun pada setiap produk. Dari kertas linting hingga bungkus rami yang mengandung terpene, proses penyedap tiga kali lipat dari Juicy pasti akan mengesankan setiap perokok.


Belum lagi dupa mereka dijamin menjadi salah satu dupa paling beraroma dan nikmat yang pernah Anda bakar. Dupa Juicy Jay dibuat di Thailand karena sejarah Budha yang kaya di negara tersebut telah membuat dupa selama ribuan tahun dan telah menyempurnakan seninya. Anda dan indra Anda pasti setuju!


“Tingwe” atau ngerolling dewe

Jakarta - Rokok belakangan ini menjadi isu baru dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Pasalnya, dalam kenyataannya rokok tergolong zat adiktif seperti narkotika.Keberadaan pendahulu rokok di Indonesia sudah ada sejak tahun 1600, hal ini sejalan dengan masuknya tembakau di nusantara,

                                    

sebagaimana tercantum dalam naskah Jawa Babad Ing Sangkala. Tembakau masuk ke Pulau Jawa seiring meninggalnya Panembahan Senapati, pendiri Dinasti Mataram. Keberadaan rokok pada masa prakolonial juga tercermin dalam cerita rakyat Roro Mendu. Konon Roro Mendut mempunyai kecantikan yang

 memikat banyak pria. Panglima Perang Kerajaan Sultan AgungMataram, Tumaggung Wiraguna pun mengapresiasi dan mengusulkannya. Namun Roro Mendut menolaknya. Alasannya karena dia sudah punya pacar.Alhasil, Temanggung Wiraguna tersinggung dan marah. Ia kemudian meminta penghormatan penting kepada Roro Mendu. Upeti adalah sebutan untuk titipan rakyat, sekarang pajak, kepada raja. Untuk menghormatinya, Roro Mendut membuka usaha. Dia menjual rokok. Rokoknya dilinting dan diludahi. Rokok juga laris manis.Sementara itu, menurut Suyanto, Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Kretek,

                                

rokok lintingan tangan atau disebut juga rokok kretek ditemukan Jamhari berdasarkan data sejarah. Awalnya, Jamhari mencampurkan tembakau dan cengkeh untuk membuat obat, dengan menghirup asap dari campuran tersebut yang digulung dalam kulit atau sekam jagung. Penemuan ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 1890an.Nama rokok lintingan tangan berasal dari cara pembuatannya. Khususnya, melinting bahan rokok ke dalam cangkang. Saat ini cangkangnya sudah digantikan dengan kertas khusus rokok yang disebut garet. Bahannya adalah tembakau mentah, kering, dan cengkeh. Bahan tersebut diletakkan pada ban kemudian diputar. Rokok ini dinamakan 

                                

“Tingwe” atau ngerolling dewe. Bahasa jawa untuk menggulung sendiri.Seiring berjalannya waktu, rokok lintingan tangan diproduksi dengan cara modern. Kita tidak lagi menggunakan tangan, tapi mesin. Namun sebagian perokok masih menggunakan cara menggulung. Cara ini bisa menjadi alternatif dalam konteks kenaikan harga rokok. Meracik rokok sendiri dinilai lebih murah. Selain itu, penikmatnya mendapat kenikmatan tersendiri dari pengasapan produk lintingan tangan.Belakangan ini, rokok akan dianggap sebagai narkotika dalam RUU kesehatan. Merujuk pada RUU Kesehatan, pasal 154 ayat 3 menyatakan: Zat adiktif dapat berupa narkotika, psikotropika, minuman beralkohol; hasil tembakau, hasil pengobatan zat adiktif lainnya. Bagi pelaku industri tembakau, peraturan ini akan sangat merugikan. Karena mempengaruhi produksi dan distribusi.Sejumlah pihak pun menentang rumusan tersebut. Di antaranya PBNU, Persatuan Serikat Pekerja Indonesia, dan Kementerian

                                   

 Perindustrian. Ketua PBNU Institute Bahtsul Masail Mahbub Ma'afi mengatakan, regulasi mengenai tembakau sebaiknya hanya tunduk pada aturan yang berlaku saat ini.Selain protes, Forum Diskusi Para Ahli Ilmiah Islam PBNU menolak usulan tersebut dan menuntut agar aturan tembakau dihapuskan seluruhnya dalam RUU tersebut. Kami menolaknya, kata Mahbub Ma'afi, Ketua LBM PBNU, saat dihubungi, Senin, 8 Mei 2023.

Merek Papir Tingwe yang Paling Bagus Murah dan Enak

Papir adalah nama kertas yang digunakan untuk membungkus tembakau dalam rokok. Bagi penggemar rokok Tingwe, pemilihan jenis kertas tidak kal...